Facebook

Manajemen Limbah yang Efektif dan Pengolahan Sampah yang Berkelanjutan untuk Mengatasi Peningkatan Volume Sampah dan Limbah

Kamis, 12 Juni 2025

    


sumber:https://images.app.goo.gl/EKCeNxFCzkx4zaU76

    

    Modernisasi membuat pola hidup masyarakat menjadi lebih konsumtif, perilaku ini mengakibatkan kerusakan dan menurunya kualitas sumber daya alam. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia adalah modal utama pembangunan berkelanjutan (Purwanti, 2021). Pertambahan jumlah penduduk juga salah satu faktor meningkatnya tingkat konsumsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apabila sumber daya alam yang ada tidak dikelola dengan baik maka keberlangsungan sumber daya sebagai life support system akan terancam. Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai dampak buruk plastik yang bisa mencemari sumber daya alam menjadi penyebab utama pada meningkatnya limbah anorganik. Pencemaran ini juga dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia akibat buruknya lingkungan hidup yang berdampak pada kesehatan. Kerusakan tanah,air maupun udara yang disebabkan kurang efisienya proses produksi yang kurang terencana jelas dapat mengurangi tingkat produtivitas nasional. Tidak dimasukannya biaya-biaya lingkungan pada kalkulasi PDB merupakan salah satu penyebab masih terbaikannya persoalan lingkungan dari ilmu ekonomi pembangunan selama ini. Kerusakan tanah, sumber-sumber air, dan hutan-hutan yang diakibatkan oleh proses produksi yang kurang terencana serta tidak efisien jelas dapat mengurangi tingkat produktivitas nasional, terutama untuk jangka panjang. Salah satu persoalan lingkungan yang sangat dekat dengan kehidupan sehari hari adalah persoalan sampah. Sampah didefinisikan sebagai bahan buangan dari berbagai kegiatan rumah tangga, komersial, industri maupun berbagai aktivitas lainnya yang umumnya dilakukan oleh manusia (Rainiyati et al., 2019). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa sampah memiliki keterkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kelangsungan lingkungan hidup. Sampah yang semakin menumpuk setiap hari berdampak pada kualitas hidup manusia dan tingkat pencemaran. Sampah di perairan mempengaruhi kondisi dan kualitas air. Kualitas air mempengaruhi tumbuh kembang, kesehatan, dan lingkungan sosial manusia. Pencemaran udara, yang banyak terjadi di kota kota besar, berdampak pada kesehatan masyarakat.


    Manajemen limbah yang efektif dan pengolahan sampah yang berkelanjutan dapat menjadi solusi utama untuk mengatasi peningkatan volume sampah dan limbah, dengan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Manajemen limbah pada inti merupakan suatu proses yang terstruktur, komprehensif, dan berkelanjutan yang diatur melalui UU No.18 tahun 2008 mengenai pengelolaan limbah. Regulasi yang berkaitan dengan pengelolaan limbah mengungkapkan bahwa manajemen limbah pada dasar merupakan tanggung jawab individu untuk menangani limbah yang dihasilkan, tetapi terdapat sistem yang mendukung dari pengumpulan hingga pembuangan di tempat pembuangan akhir (TPA). Model pengelolaan limbah dengan pendekatan pengumpulan-pembuangan-pengangkutan tetap menjadi metode yang digunakan sampai sekarang. Pengelolaan sampah pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan diatur melalui UU No.18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Aturan tentang pengelolaan sampah menjelaskan bahwa pengelolaan sampah pada dasarnya merupakan tanggung jawab personal untuk dapat mengelola sampah yang dihasilkan namun terdapat sistem yang membantu proses pengumpulan sampai pada tahap pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA). Model pengelolaan sampah dengan sistem kumpul-buang-angkut menjadi model yang masih digunakan saat ini. Hal tersebutberdampak pada persoalan yang muncul di lokasi pembuangan akhir. Model ekonomi sirkular adalah salah satu model ekonomi yang paling populer di dunia, yang memungkinkan orang untuk mengolah kembali barang yang telah dikonsumsi dengan cara-cara seperti mengurangi, mengubah, memperbaiki, dan mengembalikannya. Diproduksi ulang, sampah dapat digunakan kembali sebagai produk baru atau sebagai bahan baku untuk produk lain, mengurangi dampak negatif limbah terhadap lingkungan. Saat ini, pendekatan yang berlandaskan sirkular ekonomi telah menjadi metode krusial yang dimanfaatkan oleh banyak pihak dalam menangani isu pengelolaan limbah serta efeknya terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca. Ekonomi sirkular adalah sebuah ide untuk mengelola sumber daya yang telah diproduksi agar tetap digunakan dan tidak berujung pada limbah yang pada akhirnya akan dibuang ke tempat pembuangan akhir atau dibuang secara sembarangan. Hal ini berdampak pada berbagai masalah yang muncul di lokasi pembuangan akhir. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk meneliti bagaimana implementasi konsep ekonomi sikular dapat mengatasi peningkatan sampah.

 

Referensi : 

 Purwanti, I. (2021). Konsep implementasi ekonomi sirkular dalam program bank sampah (Studi kasus: Keberlanjutan bank sampah Tanjung). Jurnal Manajemen Dan Ekonomi, 4(1), 89–98. https://jurnal.unugha.ac.id/index.php/amn/article/view/40/55 

 Rainiyati, R., Riduan, A., Zulkarnain, Z., Eliyanti, E., & Heraningsih, S. F. (2019). Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga Menjadi Beberapa Jenis Pupuk Cair MOL (Mikro Organisme Lokal) di Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muara Jambi. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 4(4), 555–562. https://doi.org/10.30653/002.201944.227


#manajemensampah #pengolahanlimbah #ekonomisilkular

0 komentar:

Posting Komentar